Jumat, 16 Juli 2010

Bintang Pagi Siang Sore *part 6*

*apa ya pembukaannya? huhm, oya, masih ada yg baca ga sih ni cerbung? malu saya klo cuma bikin, trus ga ada yang baca... huaa,, biarin ajah deh! malu, malu saya.. huffh, mulai aja dehh....*






Part 6


“huahh… ujan-ujan gini, mana ada bintang mampir?” Vlita merebahkan badannya di kasur kamarnya.

Malam itu hujan turun deras sekali. Ga tau kenapa, tiba-tiba ujaan mulu dri sore. Banyak petir lagi.

Selama 15 menit, Vlita bermalas-malasan di kasurnya. Benar2 ga ada kerjaan. Pikirannya blank, ga tau mau mikirin apaan.

Tiba-tiba, HPnya berbunyi.

“hduuh.. siapa sih mlem2 yg nelfon? Males…” vlita dgn malas turun dri ranjangnya menuju tmpt ia menaruh HPnya, di meja belajar.

Vlita duduk di kursi meja belajarnya. Tangannya mengambil hp dan mendekatkan hp itu ke telinganya.

“halo? Ehh… kok mati?” Vlia menatap layer HPnya telfon itu sdh ditutup.

“siapa sih yg nelfon tadi? Bodo’ ahh..” Vlita tdk memperdulikan nomor yg tdk dikenalnya itu. Ia bangkit dri kursi.

Ia sdh setengah jalan ke kasurnya lagi.

HPnya berbunyi lagi.

“hiihh… halo?” Vlita langsung menyambar Hpnya.

“ha? Mati lagi? Dsar org aneh!” telpon itu langsung di putus oleh penelpon. Lagi.

Vlita bangkit lagi dri kursinya. HPnya kembali berbunyi.

“iishh!!! Siapa sih?! Halo?!” Vlita dgn geram mengangkat telpon itu. Tetap saja, di putus lagi oleh penelpon tidak jelas itu.

“mati mulu, mati mulu, mati aja sekalian!” Vlita menaruh HPnya, tanpa bergerak dri kursi.

HPnya berbunyi lagi, untuk kesekian kali..

“hufffh…. Halo?! Mau kamu apa sih?! Ganggu aja! Ngomong dong, ini siapa?! Ntar ku laporin ke polisi loh! Dengan tuduhan peneroran trhadap perempuan yg lgi bermalas-malasan di kamarnya!!” Vlita asal cerocos angkat telpon, tanpa melihat siapa yg menelpon.

“eits…sorry klo ganggu, tpi jangan laporin ke polisi dong… aku msh mau SMA..” suara dri seberang telpon familiar di telinga Vlita.

“Agha! Eh, ku kira siapa. Maap maap…. Heheheh, tdi tuh sbnrnya buat org yg dri tdi ngisengin nelpon nomer aku, maap ya” Vlita ketawa kecil.

“ya.. gpp.. trus, kok kamu lgi males-malesan sih? Udh ngerjan PR biologi belom? Ajarin dooongg…..” suara Agha terdengar memelas di ujung telepon.

“eh?! Iya ya, ada PR ya? Kukira ngga adaa….” Vlita menggaruk-garuk kepalanya.

“jiah, klo ngomong kyk gitu, pasti belum ngerjain deh!”

“emang.. heheheh. Lagian aku kan ga terlalu pinter biologi, Adrian aja tuh. Biologiku tu sering meleset, keliru mulu” kata Vlita lagi.

“ya udah, minta ajarin Adrian yuk? Sekarang kita ke rumahnya!” kata Agha bersemangat.

“sekarang? Waduh gha, semangat belajar kamu lgi berapi-api ya? Lgian, ini itu udh maleeem… ujan lagi!” Vlita menjatuhkan badannya di kasurnya lagi.

“yeehh… emang salah aku semangat belajar? Mau ya? Mumpung saya lagi mau neehh…” Agha memohon. Jelas banget dri nada ngomongnya.

“iya iya bos… ga mau ngancurin semangat belajar kau! Tpi ujan2an masa’..?”

“ya ampun, kamu mah, sampingnya juga udh rumah Adrian. Lah aku, tinggal nyebrang tuh..” kata Agha.

“ya ya… ditutup ya? Mau siap2 dulu”

“daahh….”.

15 menit kemudian, di depan rumah Adrian.

TOK! TOK! TOK! "permisi... adrian,, permisii..." Agha mengetuk pintu.

pintu rumah terbuka, bukan Adrian!

melihat bukan Adrian yg membukakan pintu, agha dan vlita memperbaiki sikap. nyengir.

"Adriannya ada?" tanya Agha langsung.

"eh, kita ngga salah rumah kan? ini bener rumah Adrian kan?" bisik Vlita, tetapi bisikkan itu dapat terdengar oleh sang pembuka pintu.

orang itu tersenyum geli melihat vlita.

"oh, Adriannya ada kok. bentar ya, masuk dulu aja.."

Agha dan vlita masuk ke rumah mengikuti sang pembuka pintu.

"woy yan! ada tmen2 kamu tuh!" teriak Rangga dri bawah tangga.

"ya! bentar! kasih minum aja dulu!" Adrian balas berteriak.

"yeh! orang temen kamu juga! kenapa musti aku yang ngasih minum?!" Rangga asal berteriak.

"ya ampun, ramah dikit kek ke tamu! ujung2nya kan kenalan ama kamu juga!" Adrian keluar kamar.

"oya?" kata Rangga melihat Adrian berjalan melewatinya.

"mau ngga dikenalin?" Adrian tersenyum tipis.

dri tadi Vlita dan Agha menonton di depan pintu.

"eehh... Rangga! mereka ga dipersilahkan duduk?! parah banget kau!" Adrian melihat Vlita dan Agha nyengir ke arahnya.

"duduk dulu gih. mau ngapain kesini?" tanya adrian ke Vlita dan Agha.

"ajarin biologi doong...." setelah duduk, Agha langsung to the point.

"jiahh... kirain ada apaan sampe disamperin ke rumah.."

"ga liat kita bawa buku biologi?" kata Vlita.

"oh, ya udah, aku juga belum ngerjain neh. aku ambil dulu ya bukunya" Adrian menuju kamarnya lagi.

"cepet!" seru Agha.

Rangga duduk di tangga.

"woy, ambilin minum yah, sekalian buat saya jugaa.. maksih mas! huahahaha!" Adrian menepuk pundak Rangga.

"eh, enak aja! emang nya aku apaan?" sewot Rangga.

"itu siapa yan?" bisik Vlita pelan..

"sepupu" jawab Adrian menyiapkan buku2nya.

"siapa namanya?" tanya Agha.

"eh, rangga! kamu ditanyain tuh sama agha!" sahut Adrian ke Rangga.

"yeeh.. kamu gimana sih yan! ah,," Agha jadi sewot.

"kenapa?" Rangga duduk disamping Adrian.

"mau kenalan engga? ini namanya Agha. klo yang itu tuh.. siapa ya? lupa!" Adrian tersenyum geli.

TUK! vlita melempar bolpoinnya. UPS! salah sasaran!

"aw" kata rangga.

"ehh.. maaf maaf.. salah sasaran! maaf ya.." Vlita mengacungkan kedua jarinya, damai.

"hahah, ya engga pa-pa" Rangga mengusap-usap kepalanya.

"nah, ga usah di kasih tau namanya juga udh kena timpuk kan?" celetuk Adrian.

"gimana klo udh tau namanya ya?" tambah Agha.

"udh ah, ajarin dong yan! niatnya kan mau ngerjain PR, bukan ngeledekkin saya!" kata Vlita.

"iya iya...."

Agha, Adrian, dan Vlita mengerjakan PR bersama. Rangga hanya muter2 diantara mereka, sesekali melihat buku Vlita, buku Agha, buku Adrian.

hingga akhirnya, tu PR selesai juga.

"udh selesai?" tanya Rangga.

"udahh..." jawab Adrian singkat.

"ya udah, aku pulang dulu ya, thanks yan!" Vlita membereskan buku2nya.

"eh, bentar bentar! nama kamu tuh siapa sih?" Rangga mencegah.

"Vlita. dri tadi blom tau ya?ckckck......" kata Vlita.

"ya udah, aku juga sekalian deh.. dah yan!" Agha ikut bangkit dri duduknya.

"gih... pulang sanaa..... pulangg....." kata Adrian dengan nada agak mengusir.

"iya iya ne pulang. ga usah di usir! wee.." Vlita menghilang di balik pintu.

"becanda mbak,," kata Adrian pelan.

"dah!" kata Agha menysul vlita.

setelah agak lama agha dan vlita pulang, Adrian dan Rangga duduk di kursi meja makan.

"eh, besok aku nganterinkamu ke sekolah ya?" kata Rangga tiba2.

"ha? eh.. aku tuh berangkat bareng Vlita sama Agha! gimana ceritanya kamu nganterin? hih.. aneh" jawab Adrian.

"kamu engga ada jemputan gitu?" tanya Rangga penuh harap.

"engga!" Adrian berjalan meninggalkan rangga.

"yahh.. yan,, ya udah ntar aku jemput deh ya? ya?" Rangga mengekor di belakang Adrian.

"ih! apa-apaan tuh jemput- jemput? emang aku anak kecil apa? malu-maluin aja! trus, ntar Vlita sama Agha gimana? kasian amat kutinggalin berduaan gitu?" Adrian menolak mentah-mentah.

"kasian, apa kamunya yang engga mau mreka berduaan? hmmm...." Rangga tersenyum licik+misterius+jail.

"DIEM!"







BERSAMBUNG....





*hyah, udh ktemuan tuh pada.... gimana lgi ya?*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar