Jumat, 16 Juli 2010

Bintang Pagi Siang Sore *part 5*

*langsung saja dehh... cekidot....*







Part 5


Jam istirahat @sekolah

"kok Angel ga masuk sih? kan baru dua hari dia sekolah disini" kata Vlita yang terduduk di kursi samping lapangan basket.

"ga tau deh.." jawab Agha.

"gawat!" tiba-tiba Adrian terlonjak sendiri.

"woy, kenapa sih?!" Vlita heran.

"aduh... gawat!gawat!gawat!" Adrian tidak menjawab.

"eh, ngomong yang jelas dikit kek!" kata Agha.

"GAWAT!!!!" Adrian langsung berlari ke kelasnya.

"gilanya kumat dia.." Vlita geleng2 kepala.

"ayo kejar dia" Agha bangkit dari duduknya.

"bentarlah... abisin dulu makanannya..." dengan santai Vlita masih memakan snacknya.

5 menit kemudian,,

"yeehh..... cepetan!"

"iya iya bos..... yuk!" Vlita membuang sampahnya.

"hhmm......" Agha langsung menyeret Vlita yang berjalan santai.

Di kelas VII C

Adrian membongkar-bongkar tasnya.

"tuh kan, bener, ga ada!" Adrian memasang wajah panik.

agha dan Vlita memasuki kelas.

"kenapa sih Yan?" tanya Agha.

"ngomong yang jelas!" tegas Vlita.

"aku... ga bawa... buku PR matematika..." Adrian memucat.

"ha?!!?" Agha dan Vlita kaget.

tau kenapa kaget? karena matematika itu pelajaran Bu Yona. guru killer bagi anak2 kelas VII. jadi, sekali saja membuat pelanggaran siap-siap aja dpt 'hadiah spesial'.

"kok bisa? kamu tau kan Bu Yona kayak apa?" kata Agha duduk di kursinya.

"lupaaaa...... baru tadi keingetan aku ngerjain PR nya tuh di........" Adrian belum menyelesaikan kalimatnya, bel masuk berbunyi.

semua anak kelas VII C bergemuruh masuk kelas.

"mati..." Adrian makin memucat.

"huffhh..... klo gini kan, terpaksa" ucap vlita pelan, mengutak-atik isi tasnya.

Bu Yona berjalan gagah masuk ke kelas. semua murid duduk manis tak bergerak. guru gemuk itu menaruh buku2nya di atas meja guru.

tanpa basa-basi, Bu Yona meminta buku PR itu dikumpulkan. "kumpulkan buku PR kalian" katanya tegas.

spontan semua murid bangkit dri duduknya dan langsung mengumpulkan bukunya.

"yang belum mengerjakan atau tidak membawa buku, maju kedepan kelas!" perintahnya lagi.

Adrian pelan-pelan berdiri dan berjalan ke depan kelas. sambil menundukkan kepalanya.

"loh, ta..?" Agha yang baru mengeluarkan bukunya bengong melihat Vlita yang berdiri menyusul Adrian. Adrian pun nengok ke vlita.

"solider... hehehe" Vlita malah menyengir.

"haduh..." Agha menepuk dahinya.

dengan terpaksa, Agha memasukkan lagi bukunya.

"saya juga belum mengerjakan bu..." katanya.

"he??" Vlita dan Adrian kaget.

"katanya solider! gimana sih?" bisik Agha ke vlita.

"ih, di hukum kok ikut2an sih" kata Adrian.

"kalian bertiga! hormat di tiang bendera sambil pelajaran ibu selesai!" bentak Bu Yona.

"berarti sampe pulang dong.." bisik Agha.

"benar! sampai pulang!" bentak bu Yona lagi.

'kok Bu Yona denger sih?' pikir Agha.

"tunggu apalagi? cepat!"

Adrian, Agha, vlita tersentak dan langsung berjalan menunduk keluar kelas menuju lapangan upacara.

di tengah lapangan didepan tiang bendera.

adrian, dkk memberi hormat sambil mendongakkan kepalanya ke atas.

"kalian kok ikut2an sih?" kata Adrian.

"padahal kamu ngerjain PR kan gha? ta?" lanjutnya tanpa memberikan kesempatan Agha dan Vlita untuk berbicara.

"yaa... kasian aja ngeliat sahabat kita di hukum sendirian" kata Agha.

"kan kalo rame-rame enak..." lanjut Vlita.

"yeehh... dihukum mana ada yang enak sih?" sewot Adrian.

"hahahah, biar ajalah....." kata Vlita.

"gilee... panas bener euy!" agha mengelap keringatnya.

"huffh... siapa suruh ikut2an!" Adrian masih ga terima.

"udah deh, kamu diem aja!" kata Vlita.

Adrian menurut. Ia langsung diam.

Agha tertawa tak bersuara(gmn caranya ya? ajarin dong gha!)

Sinar matahari siang itu, puanaaass bangeeeett.... bisa aja buat ngegoreng telur setngah mateng! kali...

"eh, udh pada keluar tuh!" Agha melihat anak2 kelas VII C yg keluar kelas membawa tas bersiap pulang.

"akhirnya......" Vlita menghela nafas lega.

"capek bener dah!" lanjut agha.

"dibilangin, ga usah ikut......" Adrian belum selesai mngucapkan kalimatnya,

"diem! ayo ke kelas! abis itu pulang!" Vlita langsung memotongnya.

"iya nyonyaa..."

Akhirnya, mereka berjalan lunglai keluar dri gerbang sekolah.

mereka tidak berjalan sejajar. Vlita di paling depan, dibelakangnya Adrian, Agha di paling belakang.

"hmmpp.." Vlita menghentikan langkahnya saat ia mendongakkan kepalanya.

matanya lurus menghadap ke depan. membulat.

Adrian dan Agha yang tidak mengetahui kalau Vlita tiba2 brhenti itu, kontan bertubrukan.

"aduh! eh, napa berhenti sih!?" protes Adrian yg bru saja menabrak tubuh vlita dri belakang sehingga gadis itu maju beberapa langkah.

"kenapa sih ta?" tanya Agha.

"i..itu org yg kemaren.." tangan Vlita menunjuk seorang lelaki yg sdg berkumpul bersama teman2nya.

"ha? yg mana?" Adrian dan Agha langsung penasaran.

"aih, serem amat. serius yg itu?" kata Agha.

"sekilas sih gitu,, seinget ku begitu... makanya ngeri banget aku! takut tuh org ngeliat aku!" Vlita jadi panik sendiri.

"udah sih, santai aja. jangan lebay gitu, ntar tu org malah jdi tertarik nyari kamu!" ucap adrian sambil melanjutkan jalan dengan mengantongi kedua tangannya ke saku selananya.

"ih, yan! nekat bgt deh, jangan lewat situ deh.." Vlita menarik Adrian.

"apa sih. gitu aja takut!" kata Adrian dgn santai.

"kamu tuh ya, sok sok berani deh! pdhl kamu juga takut kan sekarang?" celetuk Agha.

"jangan panggil aku Adrian, klo aku takut..." Adrian melipat kedua tangannya.

"terus kita harus panggil apa dong?" kata Agha lagi.

"ya panggil aku Adrian lah! aku kan ga takut Agha!" Adrian melepas lipatan tangannya.

"tapi kamu kan takut yan..." tambah Agha lagi.

"engga, aku tuh.." Adrian belum selesai ngomong,

"diem! orgnya dateng tuh, smoga dia ga ngenalin aku deh....." sambung Vlita.

laki-laki itu berjalan sendirian. tubuhnya tinggi, tegap, wajahnya misterius gimanaa gitu. tetapi setinggi-tingginya tuh orang, cuma beda paling 5 cm dri Adrian.

Vlita memejamkan matanya, dan berusaha memalingkan wajahnya.

org itu berjalan melewati Vlita dgn santai, melirik Vlita sedikit tapi tak peduli.

setelah terdengar langkah org itu jauh, Vlita, Adrian, dan Agha menghela nafas lega.

"eh?" org itu menghentikan langkahnya.

Vlita dan sahabat2nya yg menyadarinya tidak jadi melanjutkan perjalanannya. kembali mematung.

cowok itu berjalan mundur. berhadapan dgn Adrian, Agha, dan vlita.

"eh, kamu yg ngelempar batu kemaren ya!" org itu menunjuk wajah Vlita.

keringat Vlita mengalir di dahinya. Adrian dan agha tetap mematung.

"ma.. maaf ka.. ga sengaja.. serius deh ka. aku ga tau klo ada org didepan. aku aja ga tau klo ternyata aku bisa nendang batu sejauh itu. maaf ka... beneran ka, ga sengaja.. suer deh! berani kesamber geledek klo bohong...." Vlita memejamkan matanya dan menyatukan kedua telapak tangannya.

org itu tersenyum kecil. 'huahahah, dikiranya aku mau marah apa? tadinya sih engga, soalnya dia kan masih anak kecil. tapi... boleh juga di kerjain dikiit.... heheeh'

"PUNYA MATA NGGA?! MASA' GA TAU KLO ADA ORG DIDEPAN SIH?!" bentak org itu, sambil menahan tawa.

pundak vlita mengangkat sedikit kmudian turun lagi. Ia kaget kalau di bentak begitu.

"ma.. maaf ka.. maaf,..." vlita tdk bisa ngomong apa2 lagi.

"MAAF, MAAF, GAMPANG EMANG NGOMONG MAAF! TAPI EMANG SEGAMPANG ITU ORG MAAFIN KAMU?! HAH?!" suara org itu makin meninggi.

wajah Vlita menunduk tak mau melihat wjh org itu. tubuhnya bergemetar takut. keringat dingin makin mengalir di dahinya.

'tuhan.. tolong timpuk org ini! timpuk pake apa aja kek..! kesian bener tuh Vlita..' pikir Adrian.

'haduh, semoga org ini cpet pergi deh... ya, bukan hanya karena vlita yg kepojok gitu.. aku juga kebelet nih, kudu cepet2 pulaaang.... haduh,,' Agha agak bergerak sdikit2.

'nasib nasib.. aduh, smoga ga bonyok... waduh, ngga! ga mungkin, masa' tuh org berani ngebonyokin perempuan?' pikir Vlita.

"hmbh, HUAHAHAHAHAH!!!!! HUAHHAH, HAHAHAHH!!!" tawa org itu akhirnya meledak.

Vlita mendongakkan kepalanya, lalu mengerutkan keningnya. Adrian mengangkat kedua alisnya, heran. apalagi Agha, memiringkan kepalanya ke kiri saking bingungnya.

org itu tertawa sampai terbungkuk-bungkuk memegangi perutnya.

"HUAHAHAHA! HUAHAH!! HUAAHH... HH.." akhirnya, org itu berhenti tertawa.

'udh capek mas?' ucap Adrian dlm hati.

"ka.. kaka', knpa ktawa..?" kata Vlita hati-hati.

"haduh, haduh, muka kalia.... huaahahahahah!!! sumpah, kocak abis, coba deh di foto, yg ngeliat ngakak pasti! huahahahaha!!!"

"loh.. kok..?" Vlita smakin bingung.

"aku cuma bercanda kali. yeh, aku tuh ga sejahat yg kalian pikir! bahkan sejahat-jahatnya aku, ga pernah ngebentak anak kecil kyk kalian." suara org itu melunak.

"haa??" Vlita dan Adrian menganga.

"trus, tdi apa namanya klo bukan ngebentak?" tanya Agha polos.

"dibilangin bercanda,ga denger?"

"serius bercanda?" Adrian memastikan.

"serius. aku tuh cuma bercanda kalee..." org itu jadi sok akrab.

Vlita masih pucat, tubuhnya kmbali mematung dan menundukkan kepalanya.

"ta.....? ta...? woy....?" Agha melambai-lambaikan telapak tangannya didepan wajah Vlita.

"ta, tdi cuma bercanda tau!" kata Adrian.

"kamu beneran takut ya? sorry deh.. aku kan ga beneran.." kata orang itu.

"lebay nya jgn kambuh disini lagi ta, udhan woy...." kata Adrian.

"sorry..... cuma bercanda kok" ujar org itu lagi.

"bercanda sih bercanda, tapi aku beneran takut setengah mati tau ga?!!" Vlita akhirnya angkat bicara.

"iya.. sorry, sorry, lagian tadi kamu juga langsung ceplos aja. awalnya, aku ga mau ngerjain kamu, tapi kmu nya bikin aku mau ngerjain kamu.. heheheh, maap yah"

"engga!" Vlita berjalan meninggalkan Adrian, Agha, dan orang itu.

"eh..." sahut laki2 itu.

"oya, kk' namanya siapa ka? dri tdi kita ngomongnya 'orang itu' , 'laki-laki itu'. siapa ka?" tanya Agha.

"Andika" org itu menjulurkan tangan, bermaksud untuk bersalaman.

"Agha.. heheh" Agha membalas uluran Andika.

"aku Adrian ka Andika.." kata Adrian pede.

"ga ada yang nanya la yaw! wooo....." celetuk Agha sambil cekikikan.

"bodo'! ka', duluan yah. si Vlita kyk nya udh jauh tuh. klo lgi kesel, dia jalannya ngebut banget. duluan ya ka'...!" pamit Adrian.

"ya, sampe besok yah!"

"dah ka'!" agha dan adrian berlari menyusul vlita yg sudah tidak terlihat lagi dri tikungan.

Agha dan Adrian jadi berlari-lari berusaha menyamai langkah Vlita.

"oi! tunggu dong!" Agha dan Adrian berhasil menyamai langkah vlita.

"pelan-pelan dong.. capek nih" kata agha.

"ngapain sih pake kenalan segala?" kata Vlita ketus.

"emang ga boleh? kan klo banyak temennya asik" kata Adrian.

"klo pnya tmen yg normal lan dikit dong, jgn yg bisa baik bisa serem kyk tdi itu" vlita msh jutek.

"lah, kok kamu mau pnya temen sahabat malah kyk kita? pdhl kita berdua kan ga normal-normal amat!" kata Agha.

"kita berdua lagi! kamu kalee!!" celetuk Adrian.

"bodo' ah........."

Adrian, Agha, dan vlita langsung masuk ke rumah masing-masing.

@Adrian's home.

Adrian baru membuka pintu, mamanya langsung menyambut.

"Adrian, udh pulang.. sini.. salaman dulu dong sama sepupu,," kata mamanya.

anak laki-laki duduk di sofa disamping koper besarnya.

"Rangga? ngapain kesini?" tanya Adrian.

"yee.. bukannya di kasih salam kek, tanyain kabar kek, kesannya malah kyk di usir.." kata Rangga.

Rangga itu pake kaca mata. orangnya rapii banget(buat anak laki2). seumuran sama Adrian. karna papanya kerja disana, pindah deh dia ke Texas.

"sorry sorry. lagian aneh, pulang2 ketemu makhluk rapi kyk kamu" ujar Adrian smbil merebahkan badannya di sofa.






BERSAMBUNG..





*he? siapa lagi tuh? knp jadi banyak pendatang barunya seh..? udh deh, tunggu ajah.. aku juga lagi mikir2 nih...(knp jdi curhat) hyaa*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar